mamapedia search icon mamapedia icon

Subtotal

View Bag

Mengapa Bayi Menangis Setelah Menyusu?

Mengapa Bayi Menangis Setelah Menyusu?

Bayi umumnya akan terus menangis dan sangat rewel saat sedang lapar, kemudian baru akan diam dan tenang setelah merasa kenyang. Akan tetapi, kadang beberapa bayi masih tetap menangis keras meski sudah disusui. 

Moms mungkin berharap Si Kecil bisa tenang dan tertidur setelah disusui. Alih-alih tenang, justru ia malah gelisah atau bahkan menangis. Jangan langsung khawatir, Moms. Ketahui dulu apa saja kemungkinan penyebab bayi menangis setelah menyusu dilansir dari halosehat.com :

1. Kolik

Kolik adalah kondisi yang membuat bayi menangis terus-menerus tanpa sebab yang pasti. Bayi yang mengalami kolik bisa menangis lebih dari 3 jam sehari, 3 hari seminggu, bahkan lebih dari 3 minggu lamanya. Bila inilah yang dialami si kecil, bisa jadi alasannya tidak berhenti menangis padahal telah disusui adalah karena mengalami kolik.

2 Gas
Terlalu banyak gas di dalam perut bisa membuat bayi menangis setelah menyusu. Hal ini bisa disebabkan karena bayi menelan banyak udara saat sedang menyusu, terlebih ketika menggunakan botol susu.

Akibatnya, perut bayi akan terasa kembung karena terisi oleh udara sehingga membuatnya risi dan tidak nyaman. Itulah mengapa ia terus menangis meski sudah tidak lagi lapar. Sementara jika diberikan ASI dari payudara, udara yang masuk ke dalam perut bayi cenderung lebih sedikit.

Sebagai solusinya, usahakan tubuh bayi dalam posisi tegak usai menyusu, sembari mengelus-elus punggungnya secara perlahan. Cara ini  bisa membantu mengeluarkan gas di dalam perut bayi sedikit demi sedikit.

3. GERD

Gastroesophageal reflux disease (GERD) biasanya lebih sering dialami oleh orang dewasa. Namun ternyata, bayi juga bisa mengalaminya terlebih jika Moms sering mendapati si kecil malah merasa tidak nyaman dan sering menangis usai menyusu.

Penyebab utamanya adalah karena susu yang baru saja diminumnya, justru naik kembali ke kerongkongan. Normalnya, lambung memiliki cincin otot (sfringter) yang bertugas untuk menahan agar asam lambung tidak kembali naik ke atas.

Namun, kerusakan pada sfringter lambung bisa mengakibatkan naiknya asam lambung dalam jumlah banyak, hingga melewati dada dan kerongkongan. Kondisi ini yang kemudian menimbulkan gejala berupa mual, perut kembung, nyeri dada, dan berbagai rasa tidak mengenakkan lainnya pada tubuh bayi.

4. Alergi makanan

Bayi yang masih menyusui memang biasanya belum bisa makan bahan makanan tertentu secara langsung. Hanya saja, bayi tetap berisiko mengalami alergi beberapa jenis makanan dan intoleransi laktosa, khususnya dari makanan dan minuman yang baru saja dikonsumsi sang ibu.

Susu, telur, jagung, kafein merupakan beberapa sumber makanan dan minuman yang digadang-gadang berisiko menimbulkan alergi pada bayi. Jika bayi terus menangis setelah menyusu, sebaiknya perhatikan makanan dan minuman apa yang baru Moms
konsumsi sebelumnya.

Bagikan Artikel: