mamapedia search icon mamapedia icon

Subtotal

View Bag

Jenis Kelainan Sperma dan Cara Mengobatinya

Jenis Kelainan Sperma dan Cara Mengobatinya

Bila Anda dan pasangan sedang menjalani program untuk memiliki keturunan, tentu saja masalah kesuburan menjadi hal utama yang perlu diperhatikan. Adanya kelainan sperma tentu bisa saja membuat impian Anda memiliki buah hati perlu usaha ekstra.

Bagi orang awam, kualitas dan kesehatan sperma biasanya hanya diukur melalui kekentalan dan jumlahnya setelah pemeriksaan di lab. Hal itu memang tidak salah, tapi juga tidak sepenuhnya benar. Selain dua hal tersebut, masih ada sejumlah faktor yang memengaruhi kualitas sperma.

Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kualitas sperma antara lain jumlah, bentuk, dan pergerakan dari sperma. Jika terjadi masalah pada setidaknya satu dari tiga faktor itu, maka Anda mengalami kelainan sperma.

Baca Juga: 7 Cara Meningkatkan Kualitas Sperma Secara Alami

Jenis-jenis Kelainan Sperma

Sebelum melangkah ke jenis kelainan sperma, Anda harus memahami bagaimana ciri-ciri sperma yang sehat. Sperma dinyatakan dalam kondisi sehat apabila saat dilakukan pengujian memenuhi syarat-syarat, seperti:

  • Volume air mani: 1,4-1,7 ml
  • Jumlah sel sperma dalam air mani: 33-46 juta
  • Konsentrasi sperma: 12-16 juta per ml
  • Total motilitas (pergerakan) sperma: 38-42 persen
  • Motilitas (gerakan) progresif sperma: 31-34 persen
  • Vitalitas: 55-63 persen
  • Morfologi (bentuk) sperma: 3-4 persen

Apabila hasil pengujian sesuai dengan pedoman di atas, sperma Anda bisa dikatakan dalam kondisi normal dan sehat, alias normozoospermia. Jika tidak, Anda kemungkinan mengalami kelainan sperma. Beberapa jenis kelainan pada sperma yang mungkin Anda alami, di antaranya:

1. Leukocytospermia

Dikenal juga dengan sebutan pyospermia, masalah sperma ini terjadi ketika ditemukan banyak sel darah putih dalam air mani Anda. Banyaknya sel darah putih dalam air dapat merusak sperma dan menurunkan kesuburan. Leukocytospermia menjadi pertanda infeksi atau penyakit autoimun dalam tubuh.

2. Necrozoospermia

Necrozoozpermia menjadi salah satu penyebab kemandulan pada pria. Necrozoospermia terjadi ketika sel sperma dalam air mani mati dan tidak melakukan pergerakan. Penyebab kelainan sperma yang satu ini masih belum dapat dipastikan. Sedikitnya kasus necrozoospermia membuat penelitian mengenai kelainan sperma ini masih sangat minim. Penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengetahui penyebab dan cara mengatasi necrozoospermia.

Baca Juga: Sperma Encer, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya!

3. Oligoasthenoteratozoospermia (OAT)

Merupakan penyebab kemandulan yang paling sering dialami pria. OAT terjadi ketika jumlah, pergerakan, dan bentuk sperma tidak normal. Kelainan sperma ini dibagi dalam tiga tingkat keparahan, yaitu ringan, sedang, atau berat. Tingkat keparahan tersebut nantinya akan menjadi acuan dokter untuk melakukan prediksi (prognosis) kesuburan dan pengobatan.

4. Teratozoospermia

Disebabkan masalah genetik, teratozoospermia terjadi ketika bentuk sperma tidak normal. Salah satu indikasi kelainan ini misalnya sperma memiliki kepala atau ekor lebih dari satu. Sperma yang normal hanya punya satu kepala dengan ekor panjang.

Bentuk sperma tidak normal dapat mengurangi kemampuan sperma untuk bergerak ataupun berenang. Saat sperma memiliki bentuk dan pergerakan yang tidak normal, hal itu nantinya berdampak pada pembuahan sel telur.

5. Asthenozoospermia

Asthenozoospermia adalah abnormalitas sperma yang terjadi saat pergerakannya (motilitas) tidak normal. Pergerakan sperma  yang normal harus berada di dalam satu garis lurus atau lingkaran besar. Beberapa hal yang menjadi penyebab buruknya kemampuan gerak sperma misalnya terlalu banyak minum alkohol, paparan racun, penyakit, merokok, mengonsumsi narkoba, hingga buruknya nutrisi yang masuk ke tubuh. Selain motilitas, minimnya jumlah sel sperma dalam air mani juga dapat menjadi Anda mengalami kelainan ini.

6. Oligozoospermia

Dapat berpengaruh terhadap kesuburan jika tak segera dilakukan pengobatan, oligozoospermia terjadi ketika jumlah sperma dalam air mani jauh lebih sedikit dari biasanya. Berbeda dengan OAT, kelainan sperma ini memiliki empat tingkat keparahan, yaitu ringan, sedang, berat, dan ekstrem.

Penderita oligozoospermia dengan tingkat keparahan rendah dan sedang masih punya harapan untuk memiliki momongan secara normal. Berbeda dengan penderita dengan tingkat keparahan tinggi dan ekstrem yang akan kesulitan untuk mempunyai anak.

Selain itu, sedikitnya jumlah sel sperma dalam air mani nantinya dapat berpengaruh juga terhadap bentuk dan pergerakannya. Beberapa hal yang memicu masalah sperma ini, seperti penyakit celiac, infeksi saluran reproduksi, gangguan genetik, obesitas, berendam dalam air panas, merokok, hingga mengonsumsi obat-obatan terlarang.

7. Azoospermia

Azoospermia adalah kondisi ketika tidak ada kandungan sperma dalam air mani. Kondisi ini disebut juga sebagai sperma kosong. Beberapa kondisi yang menjadi penyebab azoospermia antara lain cacat bawaan pada saluran reproduksi, kelainan genetik, hingga infeksi menular seksual (IMS) yang tidak dapat diobati.

8. Hypospermia

Hypospermia merupakan kelainan yang terjadi ketika air mani yang keluar sedikit, yakni kurang dari 1,5 ml. Kondisi ini disebabkan oleh faktor-faktor seperti ketidakseimbangan hormon, disfungsi seksual, cacat pada saluran reproduksi, kelainan genetik, serta ejakulasi retrograde.

9. Aspermia

Apabila di dalam air mani penderita azoospermia tidak ditemukan adanya sperma, orang yang mengalami aspermia tidak mengeluarkan air mani dan sperma ketika ejakulasi. Meski tidak mengeluarkan cairan ejakulasi, penderita kelainan ini tetap bisa merasakan orgasme.

Beberapa faktor penyebab aspermia sama seperti hypospermia, mulai dari ketidakseimbangan hormon, disfungsi seksual, cacat pada saluran reproduksi, kelainan genetik, hingga ejakulasi retrograde. Dalam beberapa kasus, kelainan ini masih dapat diatasi dengan cara mengobati penyebabnya.

Bagikan Artikel: