mamapedia search icon mamapedia icon

Subtotal

View Bag

Endometriosis: Gejala, Penyebab dan Cara Penanganannya

Endometriosis: Gejala, Penyebab dan Cara Penanganannya

Endometriosis merupakan penyakit yang hanya menyerang tubuh perempuan. Endometriosis dipicu radang akibat pertumbuhan lapisan dinding rahim yang terjadi di luar dinding rahim. Endometriosis menyerang 6-10 persen perempuan usia produktif.

Dalam perjalanannya, lapisan abnormal ini terus menebal, sebelum pecah saat memasuki siklus menstruasi. Pecahnya lapisan dapat menimbulkan rasa sakit yang akut. Sebetulnya setiap perempuan dapat menderita endometriosis. Beberapa faktor risikonya, termasuk berusia 30-40 tahun, tidak pernah melahirkan, mengonsumsi kafein dan alkohol, serta kurang berolahraga. Selain itu, endometriosis juga dapat dipicu faktor genetik.

Jika terjadi dalam jangka waktu lama, endometriosis dapat mengganggu fungsi tubuh. Termasuk menutup tuba falopi.

Berikut ini beberapa gejala endometriosis, ya, moms.
- Keram akut saat menstruasi
- Sakit punggung bagian bawah dan pelvis jangka panjang
- Menstruasi berlangsung lebih dari tujuh hari
- Pendarahan menstruasi yang parah
- Masalah usus dan buang air kecil, termasuk nyeri, diare, sembelit, dan kembung
- Feses atau urine berdarah
- Mual dan muntah
- Kelelahan
- Nyeri saat berhubungan intim
- Bercak atau berdarah saat sedang tidak menstruasi

Baca juga: Sakit Perut Bagian Kiri saat Hamil, Berbahayakah?

Bila gejalanya tak segera diredam, endometriosis berpeluang menimbulkan komplikasi berupa infertilitas, peningkatan risiko terkena kanker ovarium, kista, inflamasi, dan komplikasi usus serta kandung kemih.

Penyakit endometriosis tak bisa seketika disembuhkan. Beberapa penanganannya termasuk penggunaan obat-obatan khusus serta terapi hormon. Lumrahnya, gejala akan menghilang ketika Moms memasuki masa menopause.

Bagikan Artikel: