mamapedia search icon mamapedia icon

Subtotal

View Bag

Penyebab dan Cara Menangani Hipospadia pada Bayi, Moms Perlu Tahu!

Penyebab dan Cara Menangani Hipospadia pada Bayi, Moms Perlu Tahu!

Tidak semua bayi lahir dengan fisik yang sempurna. Saat lahir ke dunia, sebagian bayi dapat mengalami kecacatan. Salah satu bentuknya adalah hipospadia pada bayi. Mungkin banyak Moms yang masih asing dengan istilah ini, namun kondisi ini bisa dialami oleh bayi khususnya yang berjenis laki-laki.

Hipospadia adalah suatu kelainan yang menyebabkan letak lubang kencing (uretra) bayi laki-laki menjadi tidak normal. Kondisi ini merupakan kelainan bawaan sejak lahir. Pada kondisi normal, uretra terletak tepat di ujung penis. Akan tetapi, pada bayi dengan hipospadia, uretra berada di bagian bawah penis. Jika tidak ditangani, penderita hipospadia bisa kesulitan buang air kecil atau berhubungan seksual saat dewasa.

Kondisi hipospadia pada setiap penderita bisa berbeda-beda. Pada sebagian besar kasus, lubang kencing terletak di bagian bawah kepala penis, dan sebagian lain memiliki lubang kencing di bagian bawah batang penis. Lubang kencing juga bisa berada di area skrotum (buah zakar), tetapi kondisi ini jarang terjadi.

Akibat letak letak lubang kencing yang tidak normal, anak dengan hipospadia akan mengalami gejala seperti di bawah ini:

  • Percikan urine tidak normal saat buang air kecil
  • Kulup hanya menutupi bagian atas kepala penis
  • Bentuk penis melengkung ke bawah

Baca Juga: Hidrosefalus pada Kebanyakan Bayi Akibat Penumpukan Cairan Otak

Penyebab Hipospadia pada Bayi

hipospadia pada bayi

Hipospadia adalah kelainan yang terjadi sejak lahir. Sama seperti cacat lahir pada umumnya, penyebab perkembangan abnormal pada penis ini belum diketahui secara pasti. Pembentukkan penis selama bayi berada dalam rahim ditentukan oleh beberapa hal, salah satunya adalah hormon seks laki-laki, yakni testosteron.

Hipospadia diduga disebabkan oleh terhambatnya kerja hormon testosteron tersebut, sehingga pertumbuhan penis menjadi terganggu. Terdapat beberapa faktor yang diduga dapat memicu hipospadia.

Berikut diantaranya:

  • Mengandung pada saat berusia 35 tahun ke atas
  • Menderita obesitas dan diabetes saat hamil
  • Menjalani terapi hormon untuk merangsang kehamilan
  • Terpapar asap rokok atau pestisida saat hamil

Selain karena faktor di atas, memiliki keluarga yang pernah mengalami hipospadia dan kemungkinan anak terlahir secara prematur, juga dapat meningkatkan risiko anak mengalami hipospadia.

Baca Juga: Penerapan Essential Oil untuk Bayi, Perhatikan Dosis dan Mana Saja yang Lebih Aman

Menangani Hipospadia pada Bayi

Jika posisi lubang kencing sangat dekat dari posisi yang seharusnya, dan bentuk penis tidak melengkung, penanganan mungkin tidak diperlukan. Namun, bila letak lubang kencing jauh dari posisi normalnya, operasi perlu dilakukan. Idealnya, operasi dilakukan ketika bayi berusia 6 sampai 12 bulan.

Operasi bertujuan untuk menempatkan lubang kencing ke posisi yang seharusnya, dan untuk memperbaiki kelengkungan penis. Operasi dapat dilakukan lebih dari sekali, tergantung pada tingkat keparahannya.

Pada banyak kasus, fungsi penis anak akan kembali normal setelah operasi. Akan tetapi, perlu dilakukan kontrol rutin setelah operasi untuk memastikan hal ini.

Penting untuk diingat, jangan menyunat anak sebelum operasi dilakukan. Dokter bedah mungkin akan memerlukan cangkok dari kulup untuk membuat lubang kencing baru.

Untuk itu, agar terhindar dari resiko penyakit bayi pada saat lahir, ada baiknya Moms menjaga asupan nutrisi kehamilan secara rutin dengan mengonsumsi  PRENAVITA Milk Vanilla.

Suplemen Kehamilan

Suplemen kehamilan ini mengandung nutrisi lengkap untuk Moms dan calon buah hati. Dapatkan di  www.mooimom.id atau klik gambar di atas ya!

Bagikan Artikel: