mamapedia search icon mamapedia icon

Subtotal

View Bag

Mencegah Kepala Bayi Peyang, Moms Wajib Lakukan 4 Hal Ini!

Mencegah Kepala Bayi Peyang, Moms Wajib Lakukan 4 Hal Ini!

Kepala bayi yang peyang bisa terjadi saat lahir, ataupun setelahnya. Penyebab dari kepala bayi peyang juga beragam dan berbeda-beda pada setiap bayi. Memang hal ini tidak berpengaruh pada fungsi dan perkembangan otaknya, namun kepala bayi yang peyang bisa menyebabkan wajahnya tidak simetris.

Tulang tengkorak bayi yang baru lahir masih lunak dan fleksibel sehingga bisa berpotensi berubah bentuk jika mengalami tekanan dalam jangka waktu yang cukup lama, misalnya bila bayi berbaring pada posisi yang sama untuk waktu yang lama. Kondisi ini bisa mengakibatkan salah satu sisi bagian belakang kepala bayi yang seharusnya bulat berubah menjadi datar atau peyang. 

Tentunya kepala bayi yang peyang tidak baik jika dibiarkan begitu saja. Meskipun bentuk kepala bayi masih bisa berubah sampai usianya 18 bulan, namun kepala bayi yang peyang bisa meningkatkan risiko gangguan kesehatan dan berdampak pada penampilan fisiknya kelak.

Yuk, cari tahu penyebab kepala bayi peyang dan cara mencegahnya.

Penyebab Kepala Bayi Peyang

Menurut National Childhood Trust, sebagian besar dari proses melahirkan bisa membuat kepala bayi peyang dan terlihat sedikit memanjang untuk sementara waktu. Biasanya kondisi ini bisa kembali dengan sendirinya dalam kurun waktu enam minggu setelah kelahiran, namun terkadang bagian dari tengkorak mungkin menjadi rata.

Faktor-faktor lain yang menjadi penyebab kepala bayi peyang, antara lain:

- Kebiasaan bayi tidur telentang
- Otot-otot leher yang tegang
- Tekanan pada kepala bayi di dalam rahim
- Bayi lahir prematur
 
Untuk tips posisi tidur yang baik dan aman bagi bayi, Moms bisa baca disini.

Selain faktor-faktor tersebut, kepala bayi yang peyang dan pipih terkadang bisa disebabkan oleh lempeng tulang tengkorak bayi yang bergabung bersama dengan tidak normal sejak masih dini. Kondisi ini dikenal dengan sebutan Craniosynostosis, yaitu kondisi cacat lahir ketika ubun-ubun menutup lebih cepat. Akibatnya, kepala bayi bisa berkembang dengan tidak normal dan menyebabkan bentuknya pun tidak sempurna.

Baca Juga: Bayi Tumbuh Gigi Saat Menyusui, Simak Tipsnya di Sini Yuk!


Cara Mencegah Kepala Bayi Peyang

Moms tidak perlu cemas karena kepala bayi yang peyang bisa dicegah dan diatasi. Cobalah untuk menerapkan beberapa langkah dibawah ini dari sejak bayi baru lahir atau di bawah empat bulan agar kepalanya masih bisa mudah dibentuk dan fleksibel.

1. Mengatur Posisi Tidur
Mencegah kepala bayi peyang yaitu dengan menghindari posisi tidur yang selalu sama dalam waktu yang lama. Cobalah untuk mengganti posisi kepalanya saat bayi sedang ganti baju atau ganti popok sehingga bayi bisa menggerakkan kepalanya ke arah yang lain.

2. Perhatikan Posisi Saat Menyusui
Saat Moms sedang menyusui bayi secara langsung maupun melalui botol susu, usahakan untuk memposisikan kepala bayi agar tidak menekan dan variasikan antara payudara kanan dan kiri. Bila perlu, gunakan bantal untuk menyangga kepalanya saat sedang menyusui.

Baca Juga: 5 Tips Memilih Teether Bayi yang Bagus dan Aman

3. Latihan Menggerakkan Kepala
Moms bisa mulai melatih bayi untuk menggerakkan kepalanya secara aktif. Cobalah untuk menggunakan mainan yang menarik dengan bentuk yang unik dan lucu agar perhatian bayi teralihkan untuk menggerakkan kepalanya. Hal ini bertujuan agar kepalanya tidak diam pada posisi yang sama terus menerus.

4. Menggunakan Ikat kepala
Pernah mendengar helm yang dapat bantu mengembalikan kepala bayi yang peyang menjadi normal? Penggunaan helm khusus atau ikat kepala terkadang bisa menjadi pilihan alternatif untuk mengatasi kepala peyang pada bayi meskipun belum ada bukti penelitian yang jelas mengenai hal ini. Cara ini biasanya efektif untuk usia bayi 5-6 bulan dengan pemakaian yang rutin saat tulang tengkorak bayi masih lunak dan masih bisa berubah bentuk.

Bentuk kepala peyang memang tidak berpengaruh terhadap perkembangan otak bayi, namun bisa mempengaruhi penampilan fisiknya kelak. Apabila hal-hal diatas masih kurang membantu, segera konsultasikan kepada dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat, ya. 
 

Bagikan Artikel: