mamapedia search icon mamapedia icon

Subtotal

View Bag

Do's and Dont's Mengenalkan MPASI Pada Bayi

Do's and Dont's Mengenalkan MPASI Pada Bayi

Pemberian ASI eksklusif memang terbukti meningkatkan kesehatan dan mengontrol biaya perawatan kesehatan, baik untuk bayi ataupun sang ibu.

Tetapi tidak selamanya kebutuhan bayi dapat terpenuhi oleh asupan ASI. Beberapa organisasi yang berfokus pada kesehatan, termasuk WHO dan Academy of Nutrition and Dietetics, merekomendasikan pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan untuk memberikan nutrisi dan manfaat kesehatan yang optimal.

Makanan padat atau MPASI dapat diperkenalkan mulai usia enam bulan. Memperkenalkan MPASI pada bayi tentunya menjadi hal menarik dan penting bagi kebanyakan orang tua.

Ketika Moms mulai memperkenalkan MPASI pada si kecil, artinya Moms sudah membantunya membentuk kebiasaan dan pola makan yang sehat. Tidak yakin mengenai langkah awal yang Moms ambil dalam memperkenalkan MPASI pada si kecil untuk pertama kalinya?

Berikut merupakan hal-hal yang sebaiknya Moms lakukan dan hindari dalam memperkenalkan MPASI pada bayi.

Artikel terkait: Moms, Ini 4 Manfaat Food Processor untuk Membuat MPASI

DON’T: Memperkenalkan MPASI Terlalu Dini

Usia yang disarankan untuk mulai makan makanan padat adalah enam bulan. Becky Blair, ahli diet terdaftar dan juru bicara untuk ahli gizi dari Kanada yang membantu pengembangan pedonan tentang memberi makan bayi di negaranya, menyarankan agar orang tua memperhatikan tanda kesiapan bayi sebelum memperkenalkan makanan padat.

Memperkenalkan makanan padat sebelum bayi berusia enam bulan tidak akan memberikan manfaat kesehatan seperti yang mungkin Moms bayangkan. Bahkan, bayi juga berisiko lebih tinggi tersedak karena mereka belum mampu mengontrol makanan yang ada di dalam mulut mereka.

DO’S: Memperkenalkan Makanan yang Bervariasi

Kebanyakan orang tua mulai memberikan MPASI hanya berupa puree. Padahal, sebenarnya pada usia enam bulan, bayi sudah mampu mengonsumsi berbagai makanan bertekstur lembut dan finger food.

Selain itu, bayi yang mengonsumsi lebih banyak puree setelah berusia sembilan bulan kemungkinan akan mengalami kesulitan transisi untuk mengonsumsi makanan padat lainnya.

DON’T: Menunda Memberikan Makanan Tertentu

Sistem kekebalan tubuh bayi sedang mencoba untuk mempelajari apa yang normal dan apa yang kemudian menimbulkan reaksi tertentu. Tidak ada bukti kuat yang membenarkan bahwa menunda makanan tertentu dapat mengurangi risiko alergi, meskipun pada beberapa bayi hal tersebut cenderung dianjurkan.

Perhatikan dengan seksama reaksi alergi yang mungkin ditunjukkan oleh si kecil saat ia mengonsumsi makanan tertentu, konsultasikan masalah tersebut dengan dokter.

Selain itu, hindari untuk memberikan makanan yang dapat membuat bayi tersedak atau makanan yang mungkin membawa infeksi (misalnya, ikan mentah).

DO’S: Makan Bersama Keluarga

Sangat direkomendasikan untuk mengajak bayi makan bersama keluarga di meja makan, termasuk mengonsumsi menu makanan yang sama (MPASI dari menu makan keluarga yang sudah dilumatkan).

Jika Moms menyuapi si kecil, berhentilah ketika si kecil sudah kehilangan minat untuk makan. Penolakan atau bosan dapat menjadi pertanda si kecil sudah kenyang sehingga ingin berhenti makan.

DON’T: Memaksa Makan

Setiap bayi memiliki caranya sendiri untuk memberitahu orang tuanya kapan mereka ingin makan dan kapan waktunya berhenti. Memaksa mereka untuk makan ketika mereka tidak ingin melakukannya hanya akan membuat orang tua dan bayi frustasi.

Bahkan memaksa bayi makan dapat membuat mereka tidak menyukai makanan tertentu. Ali-alih memaksa si kecil untuk makan, Moms dapat menyiapkan sesuatu yang disukai oleh si kecil dan membiarkannya makan sendiri.

Jika Moms mencoba memperkenalkan makanan dengan rasa dan tekstur yang berbeda sementara si kecil belum mau memakannya, berhenti dan coba lagi di lain waktu.

Menyerahkan keputusan mengenai apa yang harus dimakan dan berapa banyak yang harus dimakan pada si kecil akan memberinya kebiasaan makan yang sehat di masa depan.

Bagikan Artikel: