mamapedia search icon mamapedia icon

Subtotal

View Bag

Ciri-Ciri Difteri Pada Anak, Apa Saja?

Ciri-Ciri Difteri Pada Anak, Apa Saja?

Difteri adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Ada 2 jenis yakni difteri pernapasan. Jenis ini mempengaruhi tenggorokan, hidung, dan amandel. Sedangkan yang lainnya adalah difteri kulit (kutan) dimana jenis difteri ini sangat mempengaruhi kulit. Bakteri difteri dapat masuk ke dalam tubuh melalui hidung dan mulut. Bakteri juga bisa masuk melalui celah di kulit. Penyakit ini menyebar melalui pernapasan melalui tetesan yang mengandung bakteri difteri dari orang yang terinfeksi ketika mereka batuk, bersin atau tertawa.

Berdasarkan Mayo Clinic, difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae. Bakteri biasanya berkembang biak di dekat permukaan tenggorokan. C. diphtheriae menyebar melalui:

  • Tetesan udara. Ketika bersin atau batuk orang yang terinfeksi mengeluarkan melalui tetesan yang terkontaminasi, orang-orang di sekitar dapat menghirup C. diphtheriae. Difteri menyebar dengan mudah dengan cara ini, terutama dalam kondisi ramai.
  • Barang-barang pribadi atau rumah tangga yang terkontaminasi. Orang kadang-kadang tertular difteri karena memegang barang-barang orang yang terinfeksi, seperti tisu bekas atau handuk  yang mungkin terkontaminasi bakteri. Seseorang juga dapat mentransfer bakteri penyebab difteri dengan menyentuh luka yang terinfeksi.
  • Orang yang telah terinfeksi oleh bakteri difteri dan yang belum diobati dapat menginfeksi orang yang belum mendapatkan vaksin difteri bahkan jika mereka tidak menunjukkan gejala apapun.

 

Baca Juga: Cara Memilih Tisu Kering Bayi Berbahan Aman

 

ciri ciri difteri pada anak

Berkaitan dengan gejala atau ciri-ciri, banyak sekali pertanyaan mengenai ciri-ciri difteri pada anak, apa saja? Berdasarkan University of Rochester Medical Center, gejala muncul 2 sampai 5 hari setelah kontak dengan bakteri. Gejalanya bisa sedikit berbeda untuk setiap anak. Gejala atau ciri-ciri yang paling umum adalah di bawah ini.

  • Sakit tenggorokan
  • Kesulitan bernapas
  • Demam rendah
  • Suara serak
  • Bunyi melengking yang ditimbulkan saat menarik nafas (stridor)
  • Pembesaran kelenjar getah bening di leher
  • Peningkatan denyut jantung
  • Pilek
  • Pembengkakan langit-langit mulut 

Ciri-ciri difteri pada anak yang terdapat di kulit seringkali lebih ringan. Gejala ini mungkin termasuk bintik-bintik kuning atau luka pada kulit. Gejala atau ciri-ciri difteri bisa tampak seperti kondisi kesehatan lainnya.  Dokter akan bertanya tentang gejala dan riwayat kesehatan anak kepada Moms. Mereka akan memberi anak pemeriksaan fisik. Ini mungkin cukup untuk mendiagnosis penyakitnya. dokter juga dapat memeriksa mulut untuk mengkonfirmasi diagnosis.

Perawatan juga akan tergantung pada gejala, usia, dan kesehatan si Kecil secara umum. Ini juga akan tergantung pada seberapa parah kondisinya. Obat antibiotik digunakan untuk mengobati difteri pernapasan sedini mungkin yakni sebelum racun dilepaskan dalam darah. Antitoksin dapat diberikan bersama dengan antibiotik, jika diperlukan. Bicarakan dengan dokter akan risiko, manfaat, dan kemungkinan efek samping dari semua obat.

Jika anak memiliki masalah pernapasan yang parah, mereka mungkin memerlukan mesin pernapasan (ventilator mekanis) yakni sebuah tabung pernapasan dimasukkan di bagian depan tenggorokan (trakea) dalam operasi kecil yang disebut trakeostomi. Tabung dibiarkan di tempatnya selama dibutuhkan dan akan dihilangkan saat kondisi anak  membaik.

 

Baca Juga: 5 Rekomendasi Vitamin Penambah Nafsu Makan Anak

 

Untuk pencegahan, vaksin tetap diperlukan jika terjadi kontak dengan orang yang membawa bakteri tersebut. Ada beberapa jenis vaksin, tetapi bentuk yang lebih baru adalah DTaP. Vaksin DTaP lebih kecil kemungkinannya untuk menimbulkan reaksi dibandingkan jenis vaksin yang diberikan sebelumnya. Dokter biasanya menyarankan bahwa anak-anak membutuhkan 5 suntikan DTaP pada usia ini:

  • Suntikan 1 pada usia 2 bulan
  • Suntikan 2 pada usia 4 bulan
  • Suntikan  3 pada usia 6 bulan
  • Suntikan 4 antara usia 15 bulan dan 18 bulan
  • Suntikan 5 ketika seorang anak masuk sekolah pada usia 4 hingga 6 tahun

Lebih lanjut, seorang pra remaja (usia 11 atau 12) harus mendapatkan dosis booster dari bentuk lain dari vaksin ini yang disebut Tdap saat pemeriksaan.  Selain itu, pastikan bahwa rumah selalu higienis. Bakteri, kuman dan virus bisa menjadi salah satu penyebab difteri pada anak.  Bakteri, kuman dan virus berada dimana saja, termasuk pada peralatan menyusui Moms, botol susu hingga perlengkapan makan si Kecil. Yuk, basmi  segala bakteri, kuman dan virus dari rumah sedini mungkin dengan Koleksi Sterilizer Portable 59S. Hanya butuh waktu 3 menit, perlengkapan untuk yang tercinta bebas dari bakteri, kuman dan virus, Moms pun bebas dari rasa khawatir!

Lengkapi perlengkapan terbaik lainnya untuk si Kecil hanya di MOOIMOM ya, Moms!  

 

Bagikan Artikel: