mamapedia search icon mamapedia icon

Subtotal

View Bag

Bagaimana Gejala DBD pada Bayi? Waspadai Penyebabnya Ya Moms!

Bagaimana Gejala DBD pada Bayi? Waspadai Penyebabnya Ya Moms!

Musim penghujan telah tiba. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan meningkatnya resiko penyakit Demam Berdarah Dengue atau yang biasa disebut DBD. DBD atau dengue hemorrhagic fever merupakan penyakit yang umum terjadi di negara beriklim tropis, seperti Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue yang dapat menginfeksi manusia melalui gigitan nyamuk A. aegypti.

DBD sendiri tidak memandang bulu dalam menyerang tubuh, penyakit ini bisa menyerang orang dewasa, anak-anak, maupun bayi. Bagi Moms yang memiliki bayi, ada baiknya mulai memperhatikan gejala DBD pada bayi, karena ini bisa saja menimbulkan resiko menurunnya kesehatan bahkan bisa menimbulkan kematian.

Apa Itu Penyakit DBD?

Mengutip Centers for Disease Control and Prevention (CDC), demam berdarah adalah penyakit karena virus yang menyebar lewat gigitan nyamuk. Bayi yang lahir dari ibu yang pernah menderita demam berdarah berisiko lebih tinggi terkena penyakit parah.

Jika Moms bertempat tinggal atau bepergian ke sebuah daerah dengan demam berdarah, sebuah gigitan nyamuk yang terinfeksi pada bayi usia 0 - 12 bulan, bisa menyebabkan demam berdarah pada Si Kecil.

Dalam jurnal Public Library of Science, demam berdarah adalah penyakit yang ditularkan oleh nyamuk yang umum terjadi di banyak daerah tropis dan subtropis. Penyakit ini bisa menyerang segala usia dan kondisi, termasuk kehamilan.

Namun, perlu dicatat bahwa virus ini hanya ditularkan lewat gigitan nyamuk, dan tidak dapat menyebar langsung dari orang ke orang.

Baca Juga: 4 Tips Mengompres Bayi Demam di Rumah

Gejala DBD pada Bayi

Gejala DBD pada bayi mungkin sulit dikenali dan mirip dengan infeksi anak lainnya. Gejala DBD pada bayi dapat terjadi dari 4 hari hingga 2 minggu setelah digigit nyamuk yang terinfeksi, dan biasanya berlangsung selama 2 hingga 7 hari.

Segera hubungi rumah sakit atau konsultasikan ke dokter jika Si Kecil mengalami demam atau suhu tubuh rendah (kurang dari 36 derajat Celcius) dengan salah satu dari gejala berikut:

  • Rasa kantuk, kurang energi, atau mudah rewel
  • Ruam
  • Pendarahan yang tidak biasa (pada gusi, hidung, memar)
  • Muntah (minimal 3 kali dalam 24 jam)

Gejala demam berdarah dapat dengan cepat menjadi parah, sehingga Si Kecil membutuhkan perhatian medis segera atau rawat inap.

Cara Mengatasi DBD pada Bayi

Tidak ada satu cara pasti untuk mengatasi DBD pada bayi, perlu dilakukan beberapa cara sekaligus. Namun yang pasti, orangtua sebaiknya tidak panik karena justru membuat sulit berpikir jernih. Beberapa cara mengatasi DBD pada bayi yang bisa dilakukan adalah:

1. Periksa ke Dokter

Untuk tahu pasti apakah terjadi gejala demam berdarah pada bayi atau hanya penyakit biasa, segera periksakan bayi ke dokter. Dokter akan menyarankan uji laboratorium untuk mencari tahu apakah ada infeksi dalam tubuh anak. Sampaikan pada dokter bagaimana perubahan suhu tubuh anak. Jika temperatur menjadi tinggi dengan cepat, bisa jadi tanda terjadinya DBD pada bayi.

2. Pastikan Bayi Tidak Dehidrasi

Mual hingga muntah beberapa kali adalah tanda terjadinya DBD pada bayi. Untuk itu, pastikan anak selalu mendapat asupan cairan. Apabila usianya masih di bawah 6 bulan, berikan ASI atau susu formula secara berkala untuk mengganti cairan yang terbuang.Kenali juga gejala dehidrasi seperti mulut kering, tidak keluar air mata saat menangis, jarang buang air kecil, hingga ubun-ubun di kepala yang semakin menjorok ke dalam.

3. Beri Obat

Obat yang aman diberikan pada bayi harus di bawah supervisi dokter. Umumnya, dokter akan memberikan paracetamol untuk menurunkan demam sehingga bayi bisa beristirahat dan merasa lebih nyaman. 

Hindari obat penghilang nyeri seperti aspirin atau ibuprofen karena dapat menyebabkan perdarahan. Perlu diingat tidak ada obat khusus untuk DBD, hanya obat-obatan yang menghilangkan gejala. 

4. Perawatan di Rumah Sakit

Apabila bayi tidak bisa menerima asupan cairan sama sekali, dokter akan menyarankan rawat inap sehingga bisa memberikan cairan elektrolit melalui infus. Jika dilakukan sejak awal, hal ini efektif membantu proses pemulihan akibat DBD pada bayi. 

Umumnya, DBD pada bayi akan sembuh setelah 1-2 minggu tanpa ada masalah lanjutan. Sebisa mungkin, jaga lingkungan sekitar bayi agar aman dari gigitan nyamuk. Orang di sekitar juga harus waspada agar tidak terkena gigitan nyamuk penyebab demam berdarah dengue.

Baca Juga: Waspada Demam Berdarah, Moms! Kenali Gejala dan Pencegahannya

Cara Mencegah DBD pada Bayi

Belum ada vaksin khusus untuk mencegah DBD pada bayi, yang sudah tersedia adalah untuk usia 9 tahun ke atas. Untuk itu langkah pencegahan harus dimulai dari rumah. Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mendapatkan perlindungan demam berdarah di antaranya:

  • Memastikan tidak ada genangan air tempat nyamuk berkembang biak
  • Menutup pintu dan jendela di saat wabah DBD marak
  • Memastikan anak mengenakan pakaian yang melindungi saat berada di luar rumah
  • Menggunakan losion anti nyamuk yang aman untuk bayi

Jika tidak langsung terdeteksi, DBD pada bayi bisa memburuk dengan cepat. Untuk itu, terus monitor gejala sekecil apapun yang terjadi pada anak dan segera berkonsultasi ke dokter apabila terindikasi menderita demam berdarah dengue (DBD).

Demi kenyamanan bayi saat periksa ke dokter, Moms bisa menggunakan Gendongan Sling Tweeling & Co yang kuat dan praktis. Gendongan ini memiliki warna beragam yang bisa Moms sesuaikan dengan selera Moms dan menjadi favorit si Kecil.

Dapatkan di www.mooimom.id atau klik gambar di atas ya Moms!

 

Bagikan Artikel: