mamapedia search icon mamapedia icon

Subtotal

View Bag

Nafas Pendek Saat Hamil, Apakah Berbahaya?

Nafas Pendek Saat Hamil, Apakah Berbahaya?

Apakah Moms menyadari bahwa selama masa kehamilan nafas menjadi pendek? Banyak wanita merasa sesak napas atau merasa memiliki nafas pendek saat hamil. Gejala aneh ini sebenarnya normal karena rahim mengembang ke atas dan tubuh beradaptasi dengan perubahan hormonal. Namun, dalam kasus yang jarang terjadi, kesulitan bernapas dapat menandakan komplikasi serius seperti pneumonia atau pembekuan darah.  Sebagian besar ibu hamil merasa sesak napas atau merasa memiliki nafas pendek baik di awal maupun akhir kehamilan. Ini umumnya tidak berbahaya dan tidak mempengaruhi jumlah oksigen yang didapat bayi. Namun apa penyebabnya?

Sesak napas atau nafas pendek pada awal kehamilan disebabkan oleh peningkatan kadar progesteron. Pada trimester pertama, mungkin sulit untuk bernapas karena tubuh menyesuaikan diri dengan tingkat hormon baru. Gejala ini mungkin hilang setelah beberapa minggu, kemudian muncul kembali selama trimester kedua atau ketiga.

Saat bayi tumbuh lebih besar di dalam perut, organ-organ lain diperas dan di dorong ke samping. Paru-paru mungkin tidak memiliki cukup ruang untuk mengembang dengan nafas penuh dan diafragma Moms tidak dapat memberikan banyak bantuan karena juga tertekan seperti apa yang dijelaskan oleh  Laura Riley, M.D., direktur medis persalinan dan persalinan di Rumah Sakit Umum Massachusetts, di Boston berdasarkan publikasi parents.com.

 


Baca Juga:

Ringan atau Berat Komplikasi Kehamilan Tetap Harus Ditangani


 

 

Kemudian, marchofdimes.org menjelaskan lebih detail penyebab nafas pendek saat hamil berdasarkan usia kehamilan, yakni: 

  • Kehamilan awal

Dalam beberapa minggu pertama kehamilan, peningkatan normal hormon progesteron menyebabkan Moms bernapas lebih sering. Ini bisa terlihat dan terasa seperti sesak napas. Hormon ini memperluas kapasitas paru-paru dan memungkinkan darah membawa oksigen dalam jumlah besar ke bayi.

  • Kehamilan lanjut

Saat kehamilan berlanjut dan bayi semakin besar, sesak napas terjadi karena rahim yang tumbuh membutuhkan lebih banyak ruang di perut. Rahim mendorong dan menggeser organ lain di tubuh. Sekitar minggu ke-31 hingga ke-34 kehamilan, rahim mulai menekan diafragma (otot pipih yang bergerak naik turun saat bernapas). Perubahan ini dapat mempersulit paru-paru untuk berkembang sepenuhnya. Ini dapat menyebabkan pernapasan lebih dangkal, dan Moms mungkin merasa sesak napas.

  • Akhir kehamilan

Selama beberapa minggu terakhir kehamilan, Moms mungkin mengalami lebih sedikit sesak napas saat bayi masuk lebih dalam ke panggul untuk mempersiapkan kelahiran. Dengan bayi dalam posisi ini, sebagian tekanan pada paru-paru dan diafragma berkurang.

Nafas Pendek Saat Hamil, Apakah Berbahaya? Mooimom Mamapedia

 

Cara Mengatasi Sesak Nafas Saat Hamil dan Kapan Waktu yang Perlu Dikhawatirkan?

Pertama-tama, jangan terlalu khawatir tentang sesak nafas selama kehamilan. Meskipun Moms mungkin merasa kekurangan udara, kadar progesteron yang tinggi membantu Moms menarik napas lebih dalam dan mendapatkan lebih banyak oksigen ke dalam darah. Kemudian, karena volume darah lebih tinggi selama kehamilan, lebih banyak oksigen mengalir bolak-balik melintasi plasenta saat Moms menarik dan mengeluarkan napas. Moms dapat meredakan gejala dengan memberi diri dan paru-paru ruang bernapas sebanyak mungkin. Berdiri tegak, duduk tegak, dan tidur bersandar pada bantal untuk memperluas ruang di rongga perut. 

 


Baca Juga:

Darah Rendah Saat Hamil, Hal Biasa Namun Bisa Berbahaya, Mengapa?


 

 

Jika Moms mengalami sesak napas yang tiba-tiba, parah, atau berhubungan dengan nyeri dada atau denyut nadi yang lebih cepat, segera dapatkan bantuan medis. Bekuan darah bisa saja mengendap di paru-paru dan situasi ini disebut emboli paru yaitu kejadian langka namun berbahaya di antara wanita hamil, terutama mereka yang memiliki bekuan darah di kaki mereka.

Perlu diketahui juga, bahwa masalah pernapasan dapat disebabkan oleh pneumonia. Biasanya disertai demam, nyeri dada, dan batuk. Pneumonia adalah penyebab kematian ketiga di antara wanita hamil. Pneumonia dapat berupa virus atau bakteri dan dengan salah satu komplikasi potensial dapat mencakup kegagalan pernapasan, kelahiran prematur, atau infeksi yang dapat membahayakan bayi  yang belum lahir.

Moms juga dapat melakukan konsultasi medis jika Moms menderita asma yang memburuk selama kehamilan. Banyak obat asma yang dianggap aman saat hamil. Dokter biasanya lebih sering meresepkan obat inhalasi karena memiliki efek yang lebih terlokalisasi dan bekerja dengan baik.

Nafas Pendek Saat Hamil, Apakah Berbahaya? Mooimom Mamapedia

Di samping hal-hal tersebut, jangan lupakan suplemen kehamilan untuk memastikan tubuh bugar selama kehamilan. PRENAVITA Milk Vanilla  untuk menutrisi Moms dan juga calon buah hati sehingga Moms bisa tampil prima selama masa kehamilan. PRENAVITA Milk Vanilla mengandung banyak nutrisi, vitamin, dan kaya manfaat karena mengandung folic acid, vitamin D3 milk calcium, O’Young Broccoli serta lecithin agar kebutuhan tubuh terpenuhi dengan baik. Kekhawatiran akan si Kecil yang kurang asupan gizi, bahaya keguguran hingga perkembangan bayi yang lambat tidak perlu Moms risaukan lagi.

 PRENAVITA Milk Vanilla dapat Moms dapatkan hanya di www.mooimom.id!

 

Bagikan Artikel: