mamapedia search icon mamapedia icon

Subtotal

View Bag

Waspada Diare pada Bayi, Kenali Gejala dan Cara Mengatasinya

Waspada Diare pada Bayi, Kenali Gejala dan Cara Mengatasinya

Diare merupakan salah satu gangguan pencernaan yang umum terjadi. Meski begitu, diare pada bayi harus cepat dikenali dan ditangani dengan sigap. Masalah buang air dapat menjadi bahaya karena bayi sangat rentan mengalami dehidrasi dan berakibat fatal baginya. Maka, orangtua perlu tahu berbagai tanda dan ciri bayi yang sedang diare agar cepat mendapatkan pengobatan. Hal ini terjadi karena peyebab diare pada bayi adalah virus, bakteri, parasit, atau keracunan makanan. Mengetahui tanda-tandanya akan membantu Anda mengatasi gangguan pencernaan ini dengan lebih tepat. Ketahui 5 Penyebab Diare pada Bayi dan Cara Pencegahannya. Klik disini!

Berikut ini adalah gejala bayi saat diare yang mungkin terjadi:

1. Buang air lebih banyak dari biasanya


Salah satu tanda paling khas dari diare pada bayi adalah BAB yang lebih sering dari biasanya. Bayi baru lahir memang cenderung sering buang air. Namun jika frekuensinya melewati batas normal yang disebutkan di atas, ini menunjukkan ciri atau tanda bayi saat diare. Bagaimana dengan pola BAB bayi yang usianya sudah lebih besar? Memasuki usia 2 bulan, frekuensi buang air besar umumnya bayi akan berkurang. Bayi di usia 2 bulan ke atas yang menyusu ASI normalnya akan buang air sebanyak 3 kali sehari. Bayi yang diberi susu formula normalnya akan buang air 1-2 kali sehari.

Lagi-lagi, bila Anda mengamati kebiasaan BAB bayi jadi lebih sering daripada normalnya, kemungkinan besar ia sedang diare.

2. Feses berair dan berbau busuk


Selain BAB jadi lebih sering, ciri bayi saat diare lainnya yang perlu orangtua perhatikan adalah bagaimana tampilan feses (pup) bayi. Feses dari bayi yang sehat dan menyusu ASI tampak lunak dan berwarna kekuningan. Sementara bentuk feses bayi yang minum susu formula lebih padat dan berwarna kecokelatan. Apabila Anda memerhatikan baik bentuk dan warna feses bayi berubah drastis, ini bisa menjadi tanda bahwa ia kena diare. Feses bayi yang diare umumnya akan lebih cair dengan bau busuk yang lebih menyengat. Kadang, diare juga bisa membuat bayi mengeluarkan feses berlendir.

3. Demam


Seperti yang sudah dijelaskan sedikit di atas bahwa penyebab diare pada bayi biasanya adalah karena infeksi bakteri, virus, dan parasit. Infeksi ini terjadi karena bayi cenderung memiliki kebiasaan untuk memasukkan tangan atau mainan yang kotor ke mulut. Setelah tangan masuk ke mulut, kuman bisa menginfeksi saluran pencernaan. Nah, demam adalah salah satu tanda yang ditunjukkan bayi bahwa sistem imun tubuhnya sedang melawan infeksi penyebab diare. Tidak semua demam pada anak harus diturunkan. Namun, peningkatan suhu tubuh yang lebih tinggi daripada 38,9–40℃ dapat meningkatkan risiko anak mengalami dehidrasi.

4. Perut bayi berbunyi nyaring


Salah satu ciri bayi saat mengalami diare yang bisa Anda cepat kenali adalah bunyi perutnya. Pada kondisi normal, bayi yang sehat memang kadang mengeluarkan suara gemuruh dari perutnya. Bunyi perut bayi adalah reaksi normal yang berasal dari kontraksi usus saat mencerna makanan. Namun, suara perut yang terdengar tidak teratur dan lebih kencang atau nyaring dari biasanya dapat menjadi tanda bayi sedang diare. Kondisi ini terjadi akibat usus bayi yang terinfeksi. Masalah pencernaan lain yang dapat dialami oleh bayi adalah perutnya keras karena kembung, hingga mual muntah. Moms dapat mengetahui Diare Pada Bayi? Ini Cara Mengatasinya. Klik disini!

Berikut Cara Mengatasi Diare pada Bayi, yang dapat Moms coba di rumah :

1. Amati Tanda Diare pada Bayi


Cara mengatasi bayi yang diare bisa dilakukan dengan mengamati terlebih dahulu kondisi diare yang dialami. Moms,  Waspada Diare Pada Anak dan Bayi! Klik disini! Perhatikan kemungkinan efek samping serius seperti dehidrasi. Dehidrasi adalah sebuah risiko bila bayi mengalami diare, muntah, atau mengalami demam. Beberapa gejala dehidrasi dari diare yang harus segera ditangani oleh tenaga medis, antara lain:

- Mulut kering
- Kulit kering
- Menolak makan atau makan sedikit
- Lebih rewel dari biasanya
- Menangis tanpa mengeluarkan air mata
- Menangis lemah
- Mata terlihat cekung
- Terlihat sering mengantuk
- Tidak mudah untuk dibangunkan
- Lemas
- Popok yang kering selama 8 hingga 12 jam


2. Pastikan Kebutuhan Cairan Bayi Terpenuhi


Bayi akan kehilangan banyak cairan dan elektrolit saat diare. Karena itu, cara mengobati bayi yang mengalami diare adalah dengan memastikan kebutuhan cairannya terpenuhi. Bila bayi masih berusia di bawah enam bulan, berikan ASI kapanpun bayi menginginkannya, tanpa membatasinya. Bila sudah di atas enam bulan, berikan air matang, larutan oralit, kuah sayur, atau air tajin sebagai pengganti cairan. Berikan sesuai keinginan anak.

Bila anak muntah atau buang air besar cair, berikan minum sebanyak cairan yang keluar, biasanya sekitar 50-100 mL tiap kali buang air besar cair.

Read more : Begini Cara Mengatasi Diare Pada Bayi (Part 1)


3. Berikan Makanan untuk Membantu Pemulihan


Ada beberapa jenis makanan yang telah terbukti dapat mengurangi gejala diare. Jenis makanan ini dikenal dengan BRAT (Bread, Rice, Applesauce, Toast), atau roti tawar, nasi putih, apel, dan roti panggang. Selain itu, berikan buah dan sayur seperti pisang, wortel, dan edamame (green beans). Konsumsi jenis makanan tersebut dapat menjadi cara mengatasi bayi yang diare.

4. Hindari Makanan dan Minuman Tertentu


Cara mengatasi diare pada bayi bisa dilakukan dengan menghindari atau membatasi beberapa makanan dan minuman tertentu, di antaranya sayuran seperti kembang kol, brokoli, sayuran hijau, dan minuman ringan berkarbonasi. Jenis makanan dan minuman tersebut dapat meningkatkan produksi gas dalam saluran cerna dan memperburuk kondisi diare pada anak.

5. Konsultasikan ke dokter


Tanyakan kepada dokter mengenai perlu atau tidaknya memberikan minuman elektrolit untuk bayi Anda. Minuman elektrolit khusus dapat membantu menggantikan cairan dan garam tubuh ketika bayi diare.

Read more : Begini Cara Mengatasi Diare Pada Bayi (Part 2)

Bagikan Artikel: