mamapedia search icon mamapedia icon

Subtotal

View Bag

Waspada! Berikut 9 Gejala Bayi Keracunan Asi

Waspada! Berikut 9 Gejala Bayi Keracunan Asi

Moms, apa saja gejala bayi keracunan ASI? Air susu ibu (ASI) merupakan asupan penting dan bergizi yang dibutuhkan oleh bayi. Ada banyak hal positif yang bisa didapat oleh si Kecil jika ia mendapatkan cukup ASI dari Moms. Namun demikian, ada beberapa kondisi tertentu yang seringkali membuat ASI justru menurun kualitas dan kuantitasnya. Tahukah bahwa ASI bisa menjadi basi, dan bayi pun bisa mengalami keracunan ASI? Moms, Pelajari Tanda-tanda ASI Basi dan Rusak Berikut. Klik Disini! Kondisi ini dikenal juga dengan istilah ‘keracunan ASI’.

Ternyata bila Moms tidak makan dengan benar atau tidak menyimpan ASI yang dipompa dengan benar, tentu hal tersebut bisa terjadi. Bahkan mungkin bila Moms tak cepat tanggap, ASI basi ini dapat membahayakan bayi. Ini Cara Meningkatkan Kualitas ASI. Klik Disini!

Beberapa tanda tak biasa yang mungkin menjadi tanda bayi mengalami keracunan ASI misalnya seperti berat badan gagal naik, bengkak di area wajah dan perut, urinenya berwarna gelap, serta muncul reaksi alergi. Apabila sudah demikian, Moms perlu waspada dan mencari tahu apa yang menjadi penyebab hal tersebut. Kemungkinan besar ini akibat sesuatu yang Moms konsumsi atau terpapar oleh Moms. Beda Aroma dan Tekstur, Kenali 5 Ciri ASI Basi!


 

Baca Juga:
5 Ciri ASI Berkualitas, Moms Wajib Tahu!


 

Waspada! Berikut 9 Gejala Bayi Keracunan Asi :

1. Selalu Mengantuk

Di usia awal-awal kelahiran, bayi memang akan lebih banyak tidur. Rata-rata bayi baru lahir dapat tidur hingga 17-18 jam sehari dalam slot masing-masing 3-4 jam. Namun, waspadai bila si kecil tampak mengantuk dan lesu sepanjang waktu. Ini bisa menjadi tanda bahwa ia tidak toleran terhadap ASI atau kualitas ASI kurang baik.

2. Mood sering kesal

Jika bayi Anda sering terlihat mudah tersinggung, bisa jadi karena kondisi ini. Hal ini karena ia tidak mendapatkan nutrisi yang diperlukan dari ASI yang seharusnya ia dapatkan

3. Gagal menambah berat badan

Secara fisik, pertambahan berat badan bisa menjadi indikator penting kualitas maupun gejala utama keracunan ASI. Bayi yang disusui idealnya bertambah berat antara  ½ kg hingga 1 kg setiap bulan selama enam bulan pertama. Namun bila kurang dari perhitungan dan standar yang ditetapkan, bisa jadi alasannya karena kualitas ASI.

4. Menunjukkan tanda-tanda dehidrasi

Perhatikan gerak-gerik bayi setiap harinya. Saat ia menunjukkan tanda-tanda dehidrasi, bisa jadi ASI yang dikonsumsinya memiliki jumlah dan kualitas yang kurang.

5. Pembengkakan tubuh bisa menjadi salah satu gejala bayi keracunan ASI

Jika si kecil menghadapi masalah dengan ASI, kemungkinan akan terjadi pembengkakan di sekitar area wajah dan perut.

6. Keterlambatan dalam mencapai tonggak perkembangan

Asupan ASI juga memiliki pengaruh kuat terhadap tonggak perkembangan anak. Jika tonggak bayi mengalami keterlambatan seperti berguling, merangkak, atau duduk, tetap waspadai ya, Moms. Hal itu bisa menjadi tanda terkait masalah menyusui dan gejala keracunan ASI.

7. Urin berwarna gelap

Keracunan ASI bisa juga Bunda perhatikan melalui warna urine si kecil. Jika warna urine gelap, hal itu bisa menunjukkan bahwa si kecil tidak mendapatkan cairan dan zat gizi esensial yang dapat disuplai melalui ASI. 

8. Lebih sering menangis

Bayi yang bisa lebih tenang biasanya cukup ASI dari segi jumlah maupun zat gizinya. Sebaliknya  bila ia sering menangis tanpa sebab, bisa jadi karena jumlah atau kecukupan zat gizinya masih kurang.

9. Warna kotoran berbeda

Selain warna urin yang berbeda, warna kotoran yang berbeda juga bisa menjadi salah satu indikator penting. Kotoran bayi yang normal seharusnya berwarna kekuningan dan lembek. Waspadai bila kotorannya berubah warna. Bila kotorannya berwarna hijau terang misalnya dengan tekstur berbusa, hal ini bisa menandakan si kecil memiliki asupan rendah kalori dari ASI.

$[banner_single]$


Baca Juga:
Moms, Begini Cara Menyimpan ASI Tanpa Kulkas agar Tidak Basi


 

Berikut cara mengatasi keracunan ASI pada bayi yang perlu Moms ketahui:

1. Hentikan sesaat aktivitas menyusui

Apabila reaksi keracunan ASI segera muncul saat bayi menyusu, coba hentikan dulu aktivitas menyusui dan amati reaksi yang muncul pada bayi. Jika perlu, lakukan pemeriksaan oleh dokter untuk memastikan bahwa reaksi yang dialami oleh bayi adalah akibat dari kualitas ASI yang mengalami perubahan.

Namun demikian, Moms perlu memahami juga bahwa ASI memiliki sejumlah faktor anti-infeksi, anti-inflamasi serta antioksidan. Faktor-faktor ini dapat membantu menangkal efek negatif dari racun. Beberapa penelitian tentang bayi yang terpapar PCB (Polychlorinated biphenyls) saat dalam kandungan, memiliki penurunan efek negatif setelah disusui secara teratur. Demikian dilansir dari laman Belly Belly.

2. Posisikan tegak agar bayi bersendawa

Apabila bayi muntah terus-menerus, jangan lupa untuk memposisikan tubuhnya dengan tegak. Ini supaya bayi lebih mudah bersendawa. Jika bayi menangis dan merasa tidak nyaman, jika perlu berikan pijatan dengan minyak telon di perutnya supaya terasa lebih hangat dan nyaman.

Hindari menggoyangkan bayi secara berlebihan karena mungkin justru akan membuatnya merasa pusing dan semakin tidak nyaman. Sebaliknya, buatlah ia merasa tenang dengan menghindari gerakan-gerakan yang terlalu kencang.

3. Jangan tunda cek ke dokter untuk segera tangani bayi keracunan ASI

Segera lakukan pemeriksaan ke dokter jika reaksi dan tanda yang dialami oleh bayi tak kunjung membaik, terutama jika bayi muntah dan buang air besar dalam frekuensi yang tinggi. Ini untuk mencegah terjadinya dehidrasi dan menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Itulah tanda-tanda atau gejala bayi keracunan ASI. Selalu waspada yah. Melakukan pemeriksaan ke dokter juga bisa memastikan apa sebenarnya yang mungkin menjadi penyebab dari terjadinya keracunan ASI. Dokter akan mencari tahu tentang riwayat alergi dan gaya hidup Moms. Jika sudah diketahui kemungkinan penyebab keracunan ASI, hindari sebisa mungkin pemicu tersebut demi keamanan dan kesehatan bayi ya, Moms!

Bagikan Artikel: