mamapedia search icon mamapedia icon

Subtotal

View Bag

Penjelasan Penyebaran COVID-19 Melalui Droplet, Bukan Udara

Penjelasan Penyebaran COVID-19 Melalui Droplet, Bukan Udara

Penggunaan masker untuk mencegah penularan COVID-19 dikatakan tidak efektif bila yang memakainya adalah orang sehat. Alih-alih mengenakan masker, masyarakat lebih disarankan untuk menjaga kebersihan diri dan membatasi kontak langsung dengan orang sakit. Namun, penyebaran COVID-19 tidak melewati udara (airborne), melainkan droplet.

Perbedaan penyebaran penyakit melalui udara dan droplet

Penyebaran penyakit melalui udara terjadi ketika orang yang sakit berbicara, batuk, atau bersin sehingga mengeluarkan partikel-partikel kuman dari tubuhnya. Kuman lalu beterbangan di udara dan menempel pada mata, mulut, atau hidung orang yang sehat.

Jika kuman menyebar melalui udara, penularan penyakit dapat terjadi meski penderita tidak melakukan kontak langsung dengan orang yang sehat. Bahkan, kuman bisa saja menyebar ke udara ketika penderita mengembuskan napas.

Oleh karena kuman bisa bertahan di udara, penularan melalui udara cenderung sulit dikendalikan. Ini sebabnya penyakit airborne seperti cacar air serta tuberkulosis lebih sulit dicegah dan ditangani. Penularannya pun terbilang cepat dan mencakup area yang luas.

Melansir dari hallosehat, penyebaran penyakit melalui udara dan droplet sering dianggap sama. Padahal, ada perbedaan di antara keduanya. Penyebaran melalui droplet terjadi ketika orang yang sakit batuk atau bersin sehingga mengeluarkan percikan cairan (droplet) mengandung kuman.

Apabila percikan cairan berisi kuman memasuki mata, mulut, atau hidung orang yang sehat, orang tersebut dapat tertular penyakit. Metode penularan seperti ini terjadi pada pilek, infeksi ebola, serta COVID-19 yang saat ini mewabah di beberapa negara.

Penyebaran droplet biasanya terbatas sejauh satu meter. Namun, droplet juga dapat menempel pada permukaan benda, terutama kenop pintu, ponsel, dan pegangan tangga. Anda berisiko tertular penyakit bila memegang barang yang terkontaminasi, lalu menyentuh mata, hidung, atau mulut tanpa mencuci tangan dengan sabun.

Mencegah penyebaran penyakit melalui udara dan droplet

Penyakit airborne memang sangat sulit dicegah, tetapi Anda dapat mengurangi risiko tertular dengan melakukan langkah-langkah berikut:

- Membatasi kontak dekat dengan orang yang menunjukkan gejala penyakit.

- Tetap di rumah ketika Anda tidak enak badan.

- Menutup mulut dan hidung dengan tisu ketika batuk atau bersin. Jika tidak ada tisu, gunakan lengan baju Anda untuk menutup mulut dan  hidung.

- Mengenakan masker jika harus berada di antara kerumunan.

- Tidak menyentuh wajah atau orang lain sebelum mencuci tangan.

- Rajin mencuci tangan setidaknya selama 20 detik, terutama setelah batuk atau bersin.

Cara serupa juga dapat Anda lakukan untuk mencegah penularan penyakit melalui droplet. Akan tetapi, langkah terbaik untuk melakukan pencegahan sebenarnya adalah dengan rutin mencuci tangan dan membatasi kontak dekat dengan orang sakit.

COVID-19 pun menyebar melalui droplet. Jarak penularannya amat terbatas sehingga seseorang harus berjarak kurang dari 2 meter dari penderita untuk bisa tertular. Inilah mengapa Anda dapat mencegah COVID-19 dengan cara yang sama seperti mencegah flu, pilek, maupun penyakit lainnya yang menular dengan transmisi serupa.

Sementara itu, penggunaan masker lebih disarankan bagi orang yang sakit sehingga berisiko menulari orang lain. Jika tubuh Anda cukup sehat, Anda sudah bisa melindungi diri lewat cuci tangan secara rutin serta membatasi kontak dengan sumber infeksi.

Bagikan Artikel: