mamapedia search icon mamapedia icon

Subtotal

View Bag

Memilih Gendongan Hipseat Aman dan Nyaman untuk Bayi

Memilih Gendongan Hipseat Aman dan Nyaman untuk Bayi

Terdapat berbagai macam gendongan yang dapat moms gunakan untuk menggendong anak, salah satunya adalah gendongan hipseat. Saat menggunakan gendongan hipseat, posisi si kecil berada di depan tubuh orangtua dengan posisi duduk yang ditopang oleh panggul (hip) penggendong.

 

Salah satu tujuan dari orangtua menggendong anak adalah untuk membuatnya merasa nyaman dan aman. Maka dari itu, ketika anak menangis dan rewel, para orangtua khususnya ibu secara otomatis akan langsung menggendong anak mereka.

 

Meski demikian, kadang rasa lelah menghampiri bila orangtua menggendong si kecil tanpa gendongan. Karena itulah muncul berbagai macam gendongan, seperti gendongan hipseat, gendongan jarik, dan sebagainya. 

 

Gendongan hipseat sangat bermanfaat bagi para orang tua terutama ketika mereka bepergian. Karakternya yang praktis, membuat gendongan hipseat menjadi must have item para orangtua. 

 

Kepopuleran gendongan hipseat di kalangan orang tua membuat banyak brand ternama menjual gendongan modern ini. 
 

Dalam memilih gendongan anak, orangtua harus selektif. Pasalnya, tak semua gendongan bayi aman untuk digunakan, termasuk gendongan hipseat.

 

Tips memilih gendongan hipseat yang aman untuk bayi

Hal penting yang harus moms perhatikan dalam memilih gendongan hipseat yaitu pastikan gendongan tersebut dapat memfasilitasi posisi kaki yang aman bagi bayi. Selain itu, pastikan jika gendongan hipseat memiliki fitur yang membuat bayi dan penggendongnya merasa nyaman menggunakannya berlama-lama. 

 

“Bila Anda hendak menggendong bayi kecil atau bayi yang belum tegak kepalanya, Anda juga perlu memerhatikan apakah gendongan tersebut memiliki sanggahan kepala atau tidak. Lalu, jenis kelamin tidak menentukan kapan bayi boleh menggunakan gendongan kangguru,” jelas Irna.

 

Irna melanjutkan, posisi normal dan sehat menggendong bayi dengan gendongan hipseat yaitu posisi kaki bayi seperti kodok. Kedua kaki membuka secara natural dengan pangkal paha dan lutut yang menekuk. 

 

“Memaksa kedua kaki bayi menutup dan meluruskan kaki bayi justru bisa memicu gangguan tulang bayi, sehingga menggendong bayi seharusnya dalam posisi kaki terbuka. Namun, perlu diperhatikan jika kaki bayi belum bisa membuka lebar, maka sebaiknya jangan dipaksa untuk membuka lebar,” imbuhnya menjelaskan.

 

Kapan waktu yang tepat untuk memakai gendongan hipseat?

Banyak orangtua, khususnya ibu, yang sering menanyakan tentang kapan anak atau bayinya boleh digendong menggunakan gendongan hipseat. Patut Bunda ketahui ,bahwa bayi boleh digendong menggunakan hipseat yaitu ketika berusia antara 4 hingga 6 bulan.

 

Di usia tersebut, otot-otot leher bayi sudah cukup kuat untuk menopang kepalanya dengan stabil. Maka dari itu, orangtua dapat dengan aman menggendong bayi ke arah depan dengan menggunakan gendongan hipseat.

 

Di bawah usia 4 bulan, hipseat bisa digunakan dengan hanya memakai dudukannya saja sebagai penopang badan bayi ketika menggendong. 

 

Selain itu, sekitar usia 6 bulan bayi juga mulai mengalami perubahan perkembangan, salah satunya mulai tertarik dengan segala sesuatu yang ada di sekitarnya, termasuk tertarik melihat wajah orangtuanya. Kondisi tersebut menjadi waktu yang tepat untuk memulai menggendong bayi ke arah depan.

 

Hal yang harus diperhatikan saat menggunakan gendongan hipseat

Sekitar usia 4-6 bulan merupakan waktu yang aman untuk menggendong bayi menggunakan jenis gendongan kangguru. Namun, ternyata hal itu tidak dapat diterapkan pada semua bayi.

 

Maka dari itu, cara terbaik yang dapat orangtua lakukan jika ingin menggendong sang anak menggunakan jenis gendongan ini yaitu perhatikan kontrol kepala bayi. Pastikan jika bayi sudah dapat mengangkat kepalanya tanpa goyangan.

 

Apabila pada usia tersebut bayi Anda belum bisa melakukannya, maka tunggulah sampai bayi benar-benar bisa melakukannya. Bunda jangan memaksa untuk menggendong bayi dengan gendongan jenis ini, karena bisa jadi akan memicu berbagai risiko yang tak diinginkan.

 

Bagikan Artikel: